SUKOHARJO – Dalam rangka mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern di Kecamatan Gatak, pembinaan kelembagaan petani diperlukan. Seperti yang dilakukan di Balaidesa Wironanggan, Selasa (22/8/2023) dimana acara tersebut dibuka oleh Bupati Sukoharjo, Etik Suryani dan dihadiri Wakil Bupati, Agus Santosa.

“Seperti kita ketahui bersama, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah, meskipun luas wilayah Kabupaten Sukoharjo terkecil ke 2 (dua) setelah Kabupaten Kudus,” ujar Bupati.

Saat ini, lanjutnya, jumlah penduduk di Sukoharjo yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani hanya 4,16% dari total jumlah. Dengan prosentase jumlah petani ini tentunya bukan hal yang mudah untuk tetap mempertahankan surplus beras di Kabupaten Sukoharjo.

Pada kondisi semakin meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan juga semakin meningkat, namun kita dihadapkan pada keterbatasan lahan pertanian. Untuk itu harus dicari inovasi agar produksi pangan terus meningkat dan surplus beras dapat dipertahankan.

“Agar target surplus beras dapat kita capai, kuncinya adalah kolaborasi antar stakeholder, memperkuat jejaring kerja untuk meningkatkan produksi padi di Sukoharjo. Tercapainya swasembada pangan tidak bisa hanya dibebankan kepada petani, namun pemerintah, swasta, akademisi bahkan media masa ikut andil dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Sukoharjo,” tandasnya.

Terkait fenomena El Nino, ujar Bupati, dimana puncak kekeringan akan terjadi pada bulan September, Bupati berharap kepada semua petani untuk segera mempercepat proses tanam, memanfaatkan ketersediaan air, agar pada saat puncak El Nino nanti, fase pertumbuhan tanaman sudah tidak membutuhkan air.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menyalurkan sejumlah bantuan untuk kelompok tani. Antara lain bantuan irigasi, jalan produksi pertanian, rehabilutasi jaringan irigasi tersier, kendaraan roda 3, cultivator, pompa air, dan lainnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here