SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo Etik Suryani mendadak ke RSUD Ir Soekarno pada Kamis (16/2/2023). Langkahnya terburu buru seolah ada hal yang sangat urgen terkait dengan RSUD Ir Soekarno. Padahal saat itu Bupati baru saja selesai dari acara di wilayah Kecamatan Gatak.
Begitu sampai di RSUD, Bupati langsung menuju bangsal perawatan anak. Dan ternyata di sini Bupati bukan sidak, tetapi membezuk salah satu anak dari keluarga tidak mampu asal Tawangsari yang sudah beberapa hari dirawat.
Begitu sampai, bupati disambut wajah kaget pasangan suami istri yang saat itu sedang menunggu anaknya yang tangannya masih tertancap jarum infus. “Sakit apa putrane dan sudah berapa lama ada di sini?” tanya bupati Etik pada suami istri tersebut.
Ibu dari balita tersebut menjawab sudah sejak Minggu malam lalu dirawat di RSUD Ir Soekarno. Terkait dengan penyakit anaknya, ibu muda itu menjawab ada gangguan pernafasan dan kemungkinan paru kronis.
Dalam kesempatan tersebut bupati juga sempat bercanda dengan si anak yang terlihat senang dengan kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Sukoharjo ini.
Terkait dengan kedatangan ke RSUD tersebut, Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan, sebelumnya mendapat laporan dari ajudan bahwa ada warganya yang ‘sambat’ di medsos mengenai kondisi anak dan keluarganya.
Setelah mendapat laporan itu, dia langsung bergegas ke RSUD untuk memastikan kondisi keluarga dan anak yang sakit itu.
“Anaknya memang sakit pernafasan dan berasal dari keluarga tidak mampu. Jadi kami tadi meminta agar seluruh biaya RS ditanggung oleh pemerintah. Dan alhamdulillah kondisi anaknya sudah mulai membaik,” ungkap Bupati.
Di satu sisi, Bupati meminta jika ada persoalan yang penting langsung disampaikan ke Bupati. Bisa melalui ajudan, surat, melalui pihak desa atau kecamatan yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah.
“Saya itu terbuka bagi rakyat yang ingin menyampaikan hal-hal yang penting dan urgen,” ungkap bupati.
Namun di satu sisi, bupati juga mengatakan, tidak semuanya bisa dilakukan penanganan cepat dan dipenuhi. Ada skala prioritas dan menyesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada. Selain itu, Bupati menyatakan tidak melarang pengaduan melalui medsos, tetapi yang dikhawatirkan karena aktivitas Bupati padat, tidak bisa setiap saat memantau yang ada di medsos.
“Kalau lewat medsos padahal penting, di satu sisi aktivitas yang padat membuat saya tidak bisa merespon setiap saat, malah repot. Kalau sudah seperti itu nanti ujung-ujungnya menghujat bupati, bupati tidak responsif tidak tanggap dan lainnya. Bukan seperti itu,” ungkap Etik.
Karena itu, sekali lagi bupati mempersilahkan warganya untuk mengadukan persoalan yang penting karena bupati terbuka untuk rakyatnya.
“Monggo saya terbuka, aku ki ora angel. Bisa ketemu langsung dengan saya, toh saya juga sering blusukan kampung. Apa yang terbaik untuk rakyat pasti kami lakukan. Wong saya itu bisa begini (jadi Bupati) juga karena rakyat. Tetapi sekali lagi, sepanjang kami dan anggaran pemerintah mampu, insya allah ,” tandas bupati.
Terkait dengan kunjungan Bupati yang mendadak tersebut, Ratna selaku orang tua anak yang sakit tersebut mengaku kaget dan terharu.
“Saya tidak menyangka ibu Bupati berkenan membezuk anak saya. Memang saya yang menulis di medsos karena tidak tahu lagi harus bagaimana dan kemana mengadu. Terimakasih ibu Bupati,” tutur Ratna.
Warga Desa Lorog Tawangsari yang sehari-hari jual jamu keliling ini berharap putrinya segera sehat dan bisa beraktivitas kembali. (*)