SUKOHARJO – Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, membuka acara Pembinaan Ideologi dan Wawasan Kebangsaan di Auditorium Gedung Menara Wijaya Lantai 10, Kamis (27/1/2022). Kegiatan yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik tersebut diikuti berbagai elemen masyarakat seperti mahasiswa, organisasi mahasiswa, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan elemen masyarakat lainnya.
“Era reformasi dan demokrasi memang harus tetap berjalan. Namun, penataan kehidupan kebangsaan yakni berbangsa dan bernegara harus berjalan diatas rel kesepakatan bersama, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan semboyan Bhineka Tunggal Ika,” terang Bupati.
Menurutnya, seiring dengan laku modernisasi dan perkembangan teknologi informasi yang semakin kompleks, telah memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia, berbagai pengaruh negatif juga terdapat didalamnya. Seperti maraknya penyalahgunaan dan peredaran narkoba, bullying, perkelahian antar pelajar dan berbagai kasus lainnya.
Untuk menangkal terjadinya degradasi moral anak bangsa, ujar Bupati, diperlukan adanya pemahaman dari generasi muda tentang wawasan kebangsaan. Setiap generasi muda harus memperoleh pengetahuan, mempelajari keahlian dan mengembangkan karakter atau watak, baik publik maupun privat sejalan dengan demokrasi.
“Untuk itu, pemberian pemahaman akan wawasan kebangsaan pada generasi sangat diperlukan. Dengan semakin kuat dan kokohnya pemahaman tentang wawasan kebangsaan diyakini dapat menjadi benteng kokoh dari pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan dari perkembangan teknologi dan informasi sekarang ini,” papar Bupati.
Bupati berharap kegiatan tersebut dapat menghasilkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa untuk menjaga keutuhan NKRI. Selain itu, generasi muda juga memiliki sikap mentap dan fisik yang berani bersaing dari berkompetisi secara sportif.
Sedangkan Kepala Badan Kesbangpol Sukoharjo, Gunawan Wibisono, menyampaikan jika kegiatan tersebut diikuti oleh tokoh masyarakat, tokoh agama, dan generasi milenial dari unsur pendidikan. Acara tersebut mengambil tema: “Menumbuhkan dan meningkatkan rasa nasionalisme, persatuan, kesatuan bangsa untuk menjaga keutuhan NKRI”.
“Peserta sendiri terdiri dari unsur eks kombatan teroris, Badan Eksekutif Mahasiswa, Dema mahasiswa sejumlah universitas, organisasi mahasiswa seperti PMII, HMI, dan Kammi, Osis dan Rohis tingkat SMA, dan pengajar pondok pesantren dengan total peserta sebanyak 75 orang,” ujar Gunawan. (*)