SUKOHARJO – Rangkaian kegiatan Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo ke-76, Pemkab menggelar festival gamelan “Sukoharjo Sound of Gamelan”. Festival tersebut di gelar di Pendopo Graha Satya Praja (GSP) Kamis (21/7/2022). Festivl gamelan sendiri selama ini rutin digelar setiap tahun dalam upaya pelestarian budaya sekaligus mengangkat sentra industri gamelan Sukoharjo.
Bupati Sukoharjo, Etik Suryani saat membuka acara menyampaikan jika gamelan resmi ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau “Intangible Cultural Heritage” pada 15 Desember 2021 oleh Unesco. Artinya, gamelan menjadi produk unik dari budaya Indonesia yang tidak ditemukan di belahan dunia lain.
Gamelan yang terdiri dari kendhang, saron, demung, bonang, kempul, slenthem, gender, siter, rebab, dan gong, memiliki sejarah panjang dalam peradaban masyarakat Indonesia. Gamelan sendiri sudah muncul sejak masa kerajaan pada abad ke-8 sampai abad ke-11.
“Kemunculan gamelan berkembang dari kerajaan Hndu Budha di wilayah Sumatera, Bali, dan jawa. Hal itu tampak pada monumen candi Borobudur yang terdapat gambar relief ansambel gamelan di zaman kerajaan Sriwijaya,” ujar Bupati.
Gamelan, ujar Bupati, awalnya digunakan untuk mengiringi kesenian wayang kulit dan petunjukan tari dalam sebuah acara tertentu. Namun, kini menjadi pertunjukan alat musik tersendiri yang diminati banyak orang.
“Saya harap dengan Sukoharjo Sound of Gamelan ini gaungnya bisa terdengar se antero Nusantara sehingga mengangkat nama Sukoharjo sebagai pusat kerajinan gamelan dan menimbulkan multiplayer efek, yakni menghidupkan roda ekonomi perajin gamelan di Desa Wirun,” tambahnya.
Sedangkan Ketua Penyelenggara, Joko Ngadimin mengataka bahwa dengan kegiatan tersebut diharapkan semakin meneguhkan jika Sukoharjo sebagai sound of gamelan karena pusat gamelan ada di Sukoharjo, yakni di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban.
Joko menyampaikan, festival gamelan di Sukoharjo rutin digelar setiap tahun dan sempat terhenti karena pandemi corona. Menurutnya, rangkaian festival gamelan sendiri terdiri dari sarasehan, umbul donga, dan “sound of gamelan” yang diikuti 10 penampil.
“Sukoharjo “punjere gongsa”, Sukoharjo sumbernya gamelan. Agar tidak diklaim bangsa lain, kita bangkitkan gamelan dan budaya Sukoharjo,” tandas Joko. (*)